Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Ryan Rizaldy, menyatakan bahwa penyesuaian tarif BI-FAST di masa mendatang masih memungkinkan untuk dilakukan. "Penyesuaian di masa depan tidak dapat diabaikan. Namun, saat ini fokus utama kami adalah membangun sinergi yang baik antara infrastruktur yang disediakan oleh Bank Indonesia dan industri," ungkap Ryan kepada wartawan di Bali, pada Jumat malam. Ia menjelaskan bahwa penyesuaian tarif BI-FAST akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan kondisi ekonomi dan tingkat inflasi. "Tentunya, penyesuaian tarif sangat bergantung pada banyak aspek, termasuk kondisi ekonomi yang ada. Bahkan, variabel makro seperti inflasi juga akan mempengaruhi pertimbangan kami dalam menentukan tarif," jelasnya. Ryan menambahkan bahwa saat ini, BI-FAST tetap menjadi pilihan menarik bagi masyarakat karena tarifnya yang terjangkau, yaitu sebesar Rp2.500, serta fitur layanan yang tersedia 24 jam secara real-time. Ryan menyatakan, "Saat ini, tampaknya masyarakat sangat menikmati skema harga yang berlaku. Kami lebih fokus pada upaya membangun sinergi." BI-FAST merupakan sistem pembayaran ritel nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi transfer dana secara real-time, aman, dan efisien. Sistem ini memungkinkan transfer kredit dan debit, serta dapat diakses 24 jam sehari, 7 hari seminggu melalui cabang, mobile/internet, dan dalam waktu dekat juga akan mendukung transaksi menggunakan QR code, ATM, dan EDC. Dari segi nilai, transaksi BI-RTGS mengalami peningkatan sebesar 15,36 persen (yoy), mencapai Rp15.450 triliun. Sementara itu, dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh sebesar 65,08 persen (yoy), mencapai 301,41 juta transaksi per Juli 2024.
404
Realisasikan Peningkatan Ekosistem Kopi Nusantara di Kabupaten Temanggung
Menko Ekonomi Airlangga: Masyarakat Optimis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi