Dok/Kemendag

ASEAN Dan Kanada Menyatakan Dukungan Penuh Terhadap Inklusivitas Dan Ekonomi Yang Berkelanjutan

Rabu, 04 Des 2024

Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dyah Roro Esti, menegaskan bahwa Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada (ACaFTA) merupakan kesepakatan yang sangat krusial dan mendukung prinsip inklusivitas serta ekonomi berkelanjutan bagi kedua kawasan. Pernyataan ini disampaikan oleh Wamendag Roro dalam acara diskusi bertajuk ‘Menuju Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada yang Inklusif dan Berkelanjutan’ yang diadakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) di Jakarta pada hari Selasa, 3 Desember.

“Sebagai negara koordinator, Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk memastikan bahwa perundingan ACaFTA dapat diselesaikan secara substansial pada tahun depan. Perjanjian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan, mengingat Kanada akan menjadi mitra perdagangan bebas ASEAN pertama di kawasan Amerika Utara, yang akan menciptakan peluang pasar baru dan saling menguntungkan bagi semua pihak,” jelas Wamendag Roro.

Wamendag Roro juga menjelaskan bahwa meskipun saat ini para negosiator menghadapi berbagai tantangan dan belum mencapai target yang diinginkan, kedua belah pihak tetap optimis bahwa perundingan yang berkaitan dengan akses pasar dan disiplin lintas sektor, termasuk isu inklusivitas dan ekonomi berkelanjutan, dapat diselesaikan. Kedua aspek ini juga tercakup dalam Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang baru saja selesai dinegosiasikan.

“Isu inklusivitas dan keberlanjutan yang terdapat dalam ACaFTA serta Indonesia-Canada CEPA merupakan isu baru yang mencerminkan perkembangan tren global. Oleh karena itu, dukungan penuh dan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk sektor bisnis, sangat diperlukan. Isu ini juga mendorong terciptanya kawasan yang lebih kompetitif dengan mendorong seluruh negara ASEAN untuk menyelaraskan komitmen nasional mereka dengan standar keberlanjutan internasional dan membuka peluang yang lebih luas antara kedua kawasan,” tegas Wamendag Roro.

ASEAN dan Kanada merupakan pasar yang signifikan dengan total populasi mencapai 718 juta jiwa dan nilai perdagangan sebesar USD 24,4 miliar pada tahun 2023. Produk utama yang diimpor ASEAN dari Kanada meliputi gandum dan meslin; turbo jet, baling-baling turbo, serta turbin gas lainnya; pupuk kalium baik mineral maupun kimia; kacang kedelai; dan sirkuit terpadu elektronik. Di sisi lain, ekspor ASEAN ke Kanada didominasi oleh telepon; mesin dan unit pengolah data otomatis; kawat berinsulasi, kabel, dan konduktor listrik berinsulasi lainnya; perangkat semikonduktor; serta alas kaki.

"Kami berharap angka perdagangan dan investasi ini dapat mengalami peningkatan, terutama dengan diterapkannya Indonesia-Canada CEPA dan ACaFTA. Kami juga mengharapkan adanya lebih banyak investasi yang berorientasi pada lingkungan dan berfokus pada perekonomian yang berkelanjutan, khususnya di sektor perdagangan," ungkap Wamendag Roro.


Tag:



Berikan komentar

Komentar