Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa pada tahun 2025, pemerintah akan secara bertahap menghentikan impor pangan guna mendukung upaya swasembada pangan nasional. "Swasembada pangan merupakan program prioritas utama pemerintah, dengan target awal pencapaian pada tahun 2029, namun kini dimajukan menjadi 2027. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja keras dan berkomitmen untuk mewujudkannya," ungkap Zulkifli Hasan dalam rapat koordinasi pangan yang berlangsung di Bandarlampung pada hari Sabtu. Ia menekankan bahwa salah satu langkah untuk mencapai swasembada pangan adalah dengan mengurangi ketergantungan pada impor pangan, yang akan dimulai pada tahun 2025. "Kami telah memutuskan untuk tidak mengimpor beras tahun depan, agar para petani dapat meningkatkan produksi padi dan harga di pasar tetap stabil," tambahnya. Selanjutnya, pemerintah juga tidak akan melakukan impor garam karena produksi garam dari petani sudah mencukupi. Selain itu, impor jagung untuk pakan ternak dan gula juga akan dihentikan. Terdapat empat komoditas yang tidak akan kita impor pada tahun depan, dan secara berkala akan ada komoditas lain yang produksinya akan dioptimalkan di dalam negeri untuk memberikan keuntungan bagi kita. Selama ini, kita mengimpor pangan hingga 30 juta ton, dan kehidupan kita sangat bergantung pada impor gandum, gula, beras, buah-buahan, serta kopi. Kini saatnya untuk mencapai swasembada pangan, diikuti dengan swasembada air, energi, dan hilirisasi yang menjadi tujuan akhir kita, ungkapnya. Ia menambahkan bahwa sektor pertanian nasional selama ini mengalami keterlambatan dalam perkembangannya disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan dukungan dari Presiden melalui program prioritas dan bantuan dari pemerintah provinsi, kabupaten, serta kota, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan swasembada pangan. "Semua pihak harus bekerja sama secara kompak dan kolaboratif, karena ini adalah saat yang tepat untuk membangun swasembada pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan," tambahnya.
404