Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan komitmen untuk berkolaborasi dalam mempercepat program prioritas pemerintah, termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua kementerian sepakat untuk saling mendukung dalam kebijakan pengembangan industri manufaktur nasional yang bertujuan menciptakan lapangan kerja baru. “Masing-masing kementerian akan membentuk tim teknis yang diperlukan untuk saling melengkapi,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada hari Senin (6/1). Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan, serta jajaran eselon I dari Kemenperin dan Kemnaker. Menperin menyatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan atau kunjungan secara rutin setiap semester. Agus menekankan bahwa Kemenperin dan Kemnaker memiliki peran krusial dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas industri manufaktur nasional agar dapat bersaing di tingkat global. Hal ini dikarenakan sektor industri manufaktur telah terbukti menjadi pilar utama yang secara konsisten memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian nasional. “Kami berharap, pertemuan ini dapat menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha dan industri, bahwa kedua kementerian akan terus berkoordinasi dalam mengelola sektor manufaktur yang berada di bawah naungan Kemenperin,” jelasnya. Agus menyatakan bahwa kedua kementerian akan memprioritaskan penciptaan lapangan kerja sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. "Kami selalu menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam investasi di sektor manufaktur. Baru-baru ini, kami telah menyampaikan kepada Apple bahwa penciptaan lapangan kerja merupakan pertimbangan utama agar mereka dapat mendirikan pabrik di Indonesia," tambahnya. Menteri Perindustrian optimis bahwa penguatan koordinasi dan kolaborasi dengan kementerian terkait akan menciptakan iklim usaha yang lebih baik, sehingga kepercayaan pelaku industri di Indonesia akan meningkat. "Kesepakatan penting ini akan kami manfaatkan untuk menjelaskan perkembangan sektor manufaktur saat ini," jelasnya. Kedua kementerian juga akan memberikan perhatian khusus pada peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor industri. "Beberapa studi menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja di Indonesia perlu ditingkatkan agar negara ini lebih menarik bagi calon investor. Sebab, produktivitas yang tinggi akan meningkatkan daya saing industri manufaktur," lanjut Agus. Dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian dan Menteri Ketenagakerjaan, dibahas juga mengenai kondisi sektor-sektor industri yang rentan terhadap tekanan akibat dinamika politik dan ekonomi global saat ini, serta sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi di masa depan. "Kami telah memetakan 40 perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia, termasuk sektor-sektor yang menjadi pilar dalam penyerapan tenaga kerja," ungkap Agus. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan bahwa Kementerian Perindustrian memiliki peran penting dalam memberikan masukan kepada Kementerian Ketenagakerjaan dalam pengelolaan ketenagakerjaan di Indonesia. "Oleh karena itu, kami memerlukan data terkait kondisi sektor industri manufaktur saat ini. Alhamdulillah, kami telah memperoleh data yang lengkap mengenai perkembangan industri setiap bulan, baik yang mengalami ekspansi maupun kontraksi," tuturnya. Kementerian Ketenagakerjaan juga berharap adanya dukungan dari Kementerian Perindustrian dalam hal ini.
404