Sumber: Kementerian Luar Negeri

Kemenlu Mengadakan Acara Road To Platinum Jubilee Menjelang Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika

Jumat, 07 Jun 2024

Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diadakan pada tahun 1955 berperan penting dalam mendorong dekolonisasi dan memajukan kerja sama antara negara-negara di Asia dan Afrika. Menjelang peringatan ke-70 KAA tahun depan, Kementerian Luar Negeri menggelar diskusi dengan tema “Road to Platinum Jubilee” di Jakarta (6/6).

Diskusi tersebut membahas tentang “Asia Afrika yang Kita Harapkan: Memberdayakan Global South dengan Semangat Bandung." Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan dalam pidatonya bahwa di tengah situasi dunia saat ini, kerja sama antar negara Asia dan Afrika sangatlah penting.

“Saat ini dunia dihadapkan pada berbagai ancaman. Rasa saling percaya semakin menurun, penghormatan terhadap kedaulatan dan hukum internasional menurun, dan resolusi damai untuk konflik seperti yang terjadi di Gaza belum tercapai. Kerja sama antara Asia dan Afrika sangatlah diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan dan membangun masa depan yang damai," ujar Menlu.

Melalui KAA, para pendiri bangsa telah menanamkan “benih" kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam Semangat Bandung. Saat ini, “benih" tersebut telah tumbuh menjadi “pohon".

Menlu menyoroti tiga hal penting untuk memperkuat “pohon" kerja sama Asia-Afrika. Pertama, memastikan “akar" keadilan dan kemanusiaan global. Keadilan dan kemanusiaan saat ini tidak terlihat bagi rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.

Ada satu kewajiban yang masih harus kita penuhi, yaitu kemerdekaan Palestina. Indonesia akan terus berupaya untuk membantu rakyat Palestina, termasuk melalui Mahkamah Internasional, OKI, dan PBB, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan melalui UNWRA," tegas Menlu.

Kedua, meningkatkan inklusivitas. Tantangan global tidak dapat diatasi jika negara-negara besar hanya memperhatikan kepentingan sendiri dan dunia masih terpecah antara Utara dan Selatan. Semangat Bandung dapat memberikan arah untuk kerja sama yang lebih adil dan penguatan multilateralisme.

“Platinum jubilee tahun depan harus menjadi pengingat bahwa inklusivitas harus menjadi DNA kerja sama kita," ujar Menlu.

Ketiga, menumbuhkan solidaritas dalam menjaga hak atas pembangunan. Global South harus mendorong solidaritas dalam memajukan hak atas pembangunan guna mencapai kemakmuran, termasuk melalui hilirisasi.

“Kita harus menjaga kerja sama Asia-Afrika sebagai tumpuan untuk masa depan kita," pungkas Menlu.

Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh kalangan pemerintah, diplomatik, akademisi, jurnalis, dan pemuda. Di antara yang dibahas adalah mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara-negara Asia dan Afrika dan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.



Berikan komentar

Komentar