Gelombang PHK tidak hanya terjadi di sektor TPT, alas kaki, keramik, dan elektronik, tetapi juga di sektor ritel dan logistik akibat tutupnya gerai-gerai besar. Baru-baru ini, berita tentang PHK tersebar dari gerai Matahari milik perusahaan ritel pakaian PT Matahari Department Store (LPPF). Pakar Ketenagakerjaan Tajudin Nur Efendy menyatakan bahwa potensi PHK di sektor ritel memang tak bisa dihindari, seperti halnya di industri tekstil dan alas kaki. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gerai ritel mengambil opsi pengurangan tenaga kerja. "Penyebab utamanya, saya pikir daya beli masyarakat yang menurun. Akibatnya, permintaan berkurang, sedangkan biaya produksi naik. Ujungnya, karyawan yang di-PHK sebagai langkah efisiensi," jelasnya kepada KONTAN, Selasa (2/7/2024). Tajudin mencatat bahwa persaingan usaha di sektor ritel semakin ketat. Gerai besar mulai mengalami kesulitan arus kas karena biaya operasional yang tinggi, sementara omzetnya menurun. Langkah pengelola untuk mengecilkan format gerai berdampak pada pengurangan karyawan. Hal ini tidak hanya terjadi di Matahari, tetapi juga di gerai besar lainnya. Tajudin menyatakan bahwa gelombang PHK terus berlanjut sejak pandemi Covid-19 karena belum ada perbaikan kinerja yang signifikan. Ia juga menyoroti dampak maraknya barang impor, termasuk barang ilegal, terhadap ritel yang memproduksi barang lokal. Produsen dengan komponen bahan baku impor merasa tertekan dengan banyaknya barang impor ilegal yang belum terkendali. Kahar S. Cahyono, Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, menegaskan bahwa banjir produk impor menjadi penyebab utama hancurnya industri padat karya dalam negeri. Persaingan yang ketat dengan produk impor yang harganya sangat murah membuat produk lokal sulit bersaing. Oleh karena itu, kami menuntut agar Permendag Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor segera dicabut," ujarnya. Kahar menekankan bahwa pemerintah harus memberikan perlindungan yang cukup bagi industri dalam negeri, terutama industri tekstil, kurir dan logistik, baja, serta ritel, agar gelombang PHK tidak terus berlanjut. Sebelumnya, beredar kabar bahwa perusahaan ritel pakaian PT Matahari Department Store (LPPF) akan menutup beberapa toko di wilayah Tangerang, Banten. Informasi mengenai penutupan toko Matahari tersebut sebelumnya telah tersebar luas di media sosial. Pada akhir Maret 2024, LPPF mengelola 155 gerai pusat perbelanjaan Matahari. Jumlah gerai ini telah berkurang dari 160 gerai pada Maret 2020. Bahkan, penurunan jumlah gerai Matahari LPPF semakin besar selama masa pandemi, mencapai 169 gerai pada akhir 2019. Bersamaan dengan penurunan jumlah gerai, jumlah karyawan perusahaan juga mengalami pemangkasan signifikan atau hampir berkurang 5.000 orang dalam empat tahun terakhir. Hingga akhir kuartal I-2024, jumlah karyawan LPPF mencapai 9.165 orang, mengalami penurunan sebanyak 4.893 orang dari 14.058 pekerja pada akhir Maret 2020, saat pandemi global Covid-19 merebak.
404
MIND ID dan Dedikasi terhadap Transformasi Inovasi Sosial demi Keberlanjutan
IPC TPK Mendapatkan Penghargaan di Ajang Internasional LACP Awards 2024