Gambar: Dok/Kemenperin

Menperin Mendorong Netralitas Energi Tinggi Untuk Menjadikan RI Sebagai Basis Produksi Dan Pusat Ekspor Kendaraan Listrik

Senin, 17 Jun 2024

Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada perusahaan otomotif asal China, Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), atas investasinya melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia untuk mendukung produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dalam negeri. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan jajaran Direksi Hozon.

Menperin berharap produksi Neta dapat ditingkatkan di masa depan. Terutama karena 50 persen dari total produksi Neta akan diekspor, dan perusahaan ini telah mengekspor ke 40 negara di seluruh dunia. Menperin juga menyatakan minatnya untuk mendukung pertumbuhan Neta dalam membangun industri otomotif yang bersaing secara global. Pemerintah menyediakan berbagai fasilitas insentif untuk membantu Neta menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, terutama untuk kendaraan dengan setir kanan.

Pemerintah Indonesia sangat fokus dalam mempercepat pembangunan dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Target kami adalah mencapai 600.000 unit EV di Indonesia pada tahun 2030. Dengan rencana produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin pasar domestik Indonesia akan merespons dengan baik.

Selain itu, terdapat peluang besar untuk mengembangkan industri otomotif di Indonesia. Data menunjukkan bahwa rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah, yaitu sekitar 99 unit per 1000 orang. Hal ini memberikan peluang untuk pertumbuhan yang signifikan. Neta dapat melihat Indonesia sebagai pusat ekspor kendaraan listrik.

Pasar ekspor kendaraan listrik yang perlu dieksplorasi oleh Neta termasuk negara-negara di ASEAN dan Oceania. Australia menjadi salah satu tujuan potensial karena memiliki setir kanan. Ekspor ke sana dapat menjadi menguntungkan secara ekonomi, dan diharapkan produksi juga dapat dilakukan di Indonesia.

Kementerian Perindustrian berharap agar Neta melakukan riset pasar yang komprehensif untuk memahami selera masyarakat Indonesia. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu, Kemenperin juga mendorong Neta untuk mempercepat produksi mobil listrik lainnya di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden Neta Auto & Presiden Departemen Bisnis Luar Negeri, Mr. Zhou Jiangmeng, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.

Mr. Zhou menyebut bahwa Neta telah mencapai tingkat lokalasi sebesar 40 persen di Indonesia. Pada bulan Mei, mereka telah memproduksi model Neta V di Tiongkok, dan bulan Juni ini mereka akan memproduksinya secara massal di Indonesia. Bulan Juli nanti, mereka akan memproduksi model Neta X. Kerja sama ini telah menghasilkan kapasitas produksi sekitar 30.000 unit per tahun.

Pada tahun ini, Neta akan memasarkan 6.000 unit produknya kepada konsumen di Indonesia dan membuka 50 gerai di Indonesia. Mereka juga berencana untuk meluncurkan satu model baru setiap tahun. Neta X yang diproduksi di Tiongkok telah laris di bulan lalu dengan penjualan lebih dari 30.000 unit. Selain itu, perusahaan ini juga berkomitmen untuk memproduksi model baru Neta L pada tahun depan.

Neta juga berkomitmen untuk mencapai tingkat lokalasi sebesar 60 persen pada akhir tahun 2025. Mereka ingin terus bekerja sama dengan Indonesia dan berkontribusi dalam pengembangan produk otomotif di Indonesia.



Berikan komentar

Komentar