PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana untuk mendatangkan dua pesawat narrow body tipe Boeing B737-800 NG pada akhir tahun 2024. Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, menyatakan bahwa perusahaan terus berupaya mengoptimalkan berbagai peluang guna meningkatkan pendapatan usaha, termasuk memastikan pelaksanaan sejumlah aksi korporasi, salah satunya adalah penguatan alat produksi. Pada bulan November dan Desember yang akan datang, Irfan menyatakan bahwa Garuda Indonesia akan kembali menerima dua pesawat narrow body Boeing B737-800NG, serta ada potensi untuk menambah dua pesawat narrow body lainnya yang saat ini masih dalam tahap negosiasi. Ini merupakan bagian dari rencana ekspansi armada yang direncanakan untuk tahun 2023 dan 2024. Kedatangan armada baru ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja operasional penerbangan Garuda Indonesia, terutama dalam memanfaatkan periode puncak liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), ujar Irfan dalam keterangan pers yang dirilis pada Kamis (31/10/2024). Irfan menambahkan bahwa peningkatan kinerja operasional ini diharapkan sejalan dengan tren positif pendapatan yang dapat dipertahankan sepanjang tahun 2024. Garuda juga telah mempersiapkan berbagai inisiatif strategis, termasuk penjajakan implementasi skema ijarah dalam perjanjian sewa pesawat, kolaborasi bisnis bersama beberapa maskapai internasional, serta peningkatan layanan dari tahap pra hingga pasca penerbangan untuk meningkatkan nilai layanan penerbangan. Pada kuartal III-2024, emiten dengan kode saham GIAA mencatatkan EBITDA sebesar US$ 685,81 juta, mengalami pertumbuhan sebesar 11% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan EBITDA yang berkelanjutan setelah restrukturisasi, di mana pada kuartal III-2023, Garuda berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$ 616,37 juta. Sementara itu, pendapatan usaha mengalami peningkatan sebesar 15%, mencapai US$ 2,56 miliar selama sembilan bulan pertama tahun 2024 (unaudited), jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar US$ 2,23 miliar. Pertumbuhan pendapatan usaha ini didorong oleh kenaikan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17% (YoY) yang mencapai US$ 2,01 miliar, sedangkan pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga mengalami kenaikan sebesar 6%, dan pendapatan lainnya meningkat sebesar 8% dibandingkan dengan capaian hingga kuartal III tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan usaha hingga triwulan ketiga tahun ini mencerminkan kinerja angkutan penumpang Garuda Indonesia secara keseluruhan. Hingga bulan September 2024, jumlah penumpang yang diangkut mencapai 17,73 juta, meningkat 24% dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut, Garuda Indonesia (mainbrand) menyumbang 8,34 juta penumpang dengan kenaikan sebesar 45%, sedangkan Citilink mengangkut 9,39 juta penumpang, meningkat 10%, jelasnya. Kinerja operasional Garuda Indonesia (mainbrand) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, di mana jumlah penumpang sebesar 8,34 juta tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, yaitu mencapai 59% untuk angkutan penumpang internasional dengan total 1,87 juta penumpang. Sementara itu, penumpang domestik juga mengalami kenaikan hingga 41%, mencapai 6,47 juta penumpang.
404
Harga Tiket Pesawat Turun 10%, Berikut Lokasi Bandara dan Jadwalnya
Qatar Airways Cargo Umumkan Kemitraan Strategis dengan MASkargo